Filsafat Islam Dilihat Dari Dua Sudut Pandang
Adapun ulama yang menentang keras ajaran filsafat karena
dianggap mampu merusak akidah umat Islam, yaitu Imam Al-Ghazali. Dalam buku
beliau, Tahafut Al-Falasifah (Kekacauan Pikiran Para Filsuf) berisi
ancaman jika mempelajari filsafat dan penolakannya terhadap segala bentuk pemikiran filosof
metafisik non-Islam seperti Aristoteles yang tidak dilandasi dengan keyakinan
akan Tuhan.
Terdapat tiga poin utama yang ditegaskan oleh Imam Al-
Ghazali dari bahayanya pemikiran filsafat, yaitu: pemikiran para filosof bahwa
alam (yang dimaksud dengan alam adalah apa saja ciptaan Allah, termasuk alamul
ghaib) adalah tidak bermula; Tuhan mengetahui hal-hal partikular dengan
cara yang universal, dan tidak ada kebangkitan jasmani di akhirat kelak.
Ibnu Rusyd menyanggah kritikan dari Imam Al-Ghazali berkaitan dengan qadim-nya alam. Rusyd tidak bertentangan dengan Alquran sebab tidak ada perselisihan dalam menempatkan bahwa Allah adalah pencipta alam keseluruhan ini. Jadi, menurut filsuf, qadim-nya alam tidak sama dengan qadim-Nya Allah.
Namun, yang mereka maksudkan ialah sesuatu yang ada berubah menjadi
ada dalam bentuk lain. Dikarenakan penciptaan dari tiada (al-'adam) adalah mustahil
dan tidak mungkin terjadi. Dari tidak ada, tidak bisa terjadi sesuatu. Oleh
sebab itu, materi asal alam ini mesti qadim.
Ibnu Rusyd pun juga menyanggah tudingan bahwa filsuf tidak
memercayai hari akhir. Sebaliknya, mereka mengakui tentang adanya hari
kebangkitan. Walaupun, mereka tidak sepakat tentang interpretasi pola dan
bentuknya. Sebagian mereka menganggap yang dihidupkan kelak hanya ruh.
Komentar
Posting Komentar