Filsafat dan Religiusitas
Filsafat Islam
Pertemuan kedua mata kuliah Filsafat Islam di kelas Jurnalistik 3C pada 21 September 2022, membahas mengenai sejarah filsafat dan dasar-dasar filsafat Islam.
Sebab Terjadinya Alam Semesta
Alam semesta dengan segala isinya yang sangat harmonis ini tercipta, tentu bukan karena kebetulan, melainkan memiliki alasan. Dan sesuatu yang tercipta karena alasan pastilah ada Yang Maha Menciptakan. Maka, para filsuf Islam mengatakan bahwa penyebab terakhir dari segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini, yaitu Allah.
Sains Barat dan Religiusitas
Sekitar abad ke-14 dan 15 masehi, adalah masa-masa terberat
bagi bangsa Eropa. Pada abad pertengahan itulah barat mengalami kemunduran,
terutama karena dilarangnya kebebasan dalam berpikir yang pada saat itu masih
dikuasai oleh sistem kekuasaan gereja.
Hingga sampailah pada abad ke-17, peradaban mulai kembali
bangkit. Ilmu pengetahuan mulai dikembangkan. Tak terkecuali, para ilmuwan
barat juga belajar dari para ilmuwan muslim seperti Ibnu Sina dan tokoh muslim
lainnya.
Namun, karena kenangan buruk yang didapatkan dari sistem
kekuasaan gereja, maka ilmu pengetahuan yang berkembang di dunia barat, telah
dihilangkan nilai-nilai ilahiah-nya.
Pertentangan Terhadap Filsafat
Di kalangan umat Islam sendiri, filsafat mendapat beberapa pertentangan. Adapun yang menganggapnya sebagai kesesatan dan menjauhkan diri dari agama.
Kemudian, umat Islam juga pernah menghadapi fase kejumudan dan dijajah oleh barat, yakni saat datangnya Prancis ke Mesir. Rahasia masyarakat Eropa berhasil maju dalam ilmu pengetahuan dan teknologi ialah karena mereka menggunakan akalnya untuk membangun negara.
Sampailah pada abad ke-19, dengan munculnya Jamaluddin
Al-Afghani, Muhammad Abduh, dan ilmuwan muslim lainnya sebagai “pembaharu” yang
mengembangkan kembali ilmu pengetahuan di kalangan umat Islam.
Para filsuf muslim kontemporer juga menjelaskan mengenai
hubungan sains dengan eksistensi Tuhan. Seperti Al-Kindi yang menjelaskan bahwa
sebenarnya dibelakang big bang itu, terdapat kehendak Allah.
"Dalam Islam, sangat kental menghargai akal" -
Study Rizal, dosen Filsafat Islam UIN Jakarta.
Komentar
Posting Komentar