Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2022

Filsafat Etika Ala Ibnu Miskawaih

Gambar
  FILSAFAT ISLAM Perkuliahan dengan mata kuliah Filsafat Islam yang diampu oleh Bapak Study Rizal pada hari Rabu, 26 Oktober 2022 membahas tentang pemikiran filsafat menurut Ibnu Miskawaih. BIOGRAFI IBNU MISKAWAIH Abu Ali Ahmad Ibn Muhammad Ibn Ya’qub Ibn Miskawaih merupakan nama lengkap dari Ibnu Miskawaih. Ilmuwan kelahiran Iran ini belajar sejarah kepada Abu Bakar Ahmad Ibn Kamil al-Qadhi (350/960) tentang buku Tarikh al-Thabari, dan belajar filsafat kepada Ibn al-khammar, seorang komentator terkenal mengenai filsafat Aristoteles. Ilustrasi Ibnu Miskawaih (Doc. Iqro.id) PEMIKIRAN TENTANG KETUHANAN Dalam masalah Ketuhanan Ibnu Miskawaih tidak memberikan perhatian berlebih, karena tidak diperbincangkan lagi masalah ketuhanan di zamannya. Tidak banyak berbeda pemikiran Ibnu Miskawaih dengan pemikiran Filusuf lainnya, terutama Al-Kindi. Hal ini tampak bahwa Tuhan menurut Miskawaih adalah Zat yang tidak berjisim, azali dan pencipta. Tuhan Esa dalam segala aspek. Tuhan tidak t

Al-Razi : Filsuf Rasionalis Murni

Gambar
  Filsafat Islam Perkuliahan dengan mata kuliah Filsafat Islam yang diampu oleh Bapak Study Rizal pada hari Rabu, 19 Oktober 2022 membahas tentang pemikiran filsafat menurut Al-Razi. Rasionalisme Dalam Islam Dalam Islam, sangat menganjurkan bahkan mewajibkan umatnya untuk menggunakan akalnya dan berfikir secara rasional dalam mengamati penciptaan alam semesta. Namun, yang membedakan konsep rasionalisme dalam Islam dengan ajaran lain ialah rasionalisme dalam Islam terikat dengan norma-norma yang terdapat dalam nash (Al-Qur’an dan As-Sunnah). Sehingga, pengguanaan akal secara rasional dan nash yang terdapat dalam ajaran Islam tetaplah relevan. Ilustrasi Akal (Doc. AnnajahSidogiri.id) Pandangan Filsafat Al-Razi Pemikiran filsuf rasionalis murni ini hanya percaya pada kekuatan akal, tetapi tidak percaya pada wahyu dan perlunya nabi-nabi. Ia beranggapan bahwa akal manusia kuat untuk mengetahui apa yang baik dan apa yang buruk, untuk mengetahui tentang Tuhan dan untuk mengatur hidu

Filsafat Ala Ibnu Sina

FILSAFAT ISLAM Pada perkuliahan mata kuliah Filsafat Islam di hari Rabu, 12 Oktober 2022 membahas tentang pemikiran filsafat menurut Ibnu Sina. FILSAFAT DALAM PANDANGAN IBNU SINA Menurut Ibnu Sina, tujuan filsafat adalah penetapan realitas segala sesuatu sepanjang hal itu mungkin bagi manusia. Persoalan filsafat menurutnya dibagi menjadi dua wilayah, yaitu teoritis dan praktis. Pemikiran filsafat Ibnu Sina juga terbagi menjadi tiga, yaitu filsafat emanasi yang membahas tentang penciptaan alam semesta sebab adanya kehendak Yang Maha Kuasa, filsafat jiwa atau biasa disebut (al-Nafs), dan filsafat al-Wujud. TOLAK BELAKANG ATEIS DAN RASIONALIS Sebagian orang beranggapan, bahwa mereka yang rasionalis maka mereka bisa jadi termasuk ateis. Padahal, kedua pemikiran tersebut berbeda dan bertolak belakang. Ateis tidak mau mengakui ada sesuatu dibalik alam semesta ini. Sedangkan para rasionalis mereka berfikir bahwa alam semesta ini pasti ada yang menciptakan.

Mengenal Lebih Dekat Al-Farabi

Gambar
  FILSAFAT ISLAM Pada 5 Oktober 2022, mata kuliah Filsafat Islam membahas ilmuwan muslim yaitu Al-Farabi. Pembahasannya mencakup riwayat hidup hingga pemikiran-pemikiran beliau. MASA MUDA AL-FARABI Masa muda Al-Farabi diisi dengan belajar bahasa dan sastra Arab di Baghdad kepada Abu Bakar As-Saraj. Namun, ia tetap hidup sederhana dengan mempelajari bidang ilmu sepanjang hidupnya Pada saat bersamaan, la juga belajar logika dan filsafat kepada Abu Bisyr Mattitus bin Yunus. Al-Farabi pindah ke Harran, pusat kebudayaan Yunani di Asia Kecil dan berguru kepada Yuhana bin Jilad selama 20 tahun sembari membuat ulasan terhadap buku-buku filsafat Yunani serta mengajar. Pada usia 75 tahun, Al-Farabi pindah ke Damaskus dan menjadi seorang ulama istana. Namun, ia tetap hidup sederhana dengan mempelajari bidang ilmu sepanjang hidupnya. Ilustrasi Al-Farabi (Islami.co) HIERARKI WUJUD Hierarki wujud menurut al-Farabi adalah sebagai berikut: Tuhan yang merupakan sebab keberadaan segena

Al-Kindi dan Pemikirannya

Gambar
  PEMIKIRAN AL-KINDI TENTANG METAFISIKA Al-Kindi (Ilustrasi), Foto : Etsu.edu Al-Kindi dalam persoalan metafisika dimulai dengan penerapan unsur-unsur yang menyusun materi fisikal. Keseluruhan benda yang dapat ditangkap indera merupakan juz'iyah (partikular) dari wujud benda dan menurut Al-Kindi yang penting untuk dibicarakan filsafat bukanlah aspek partikular benda-benda itu. Akan tetapi, hakikat yang terdapat dalam benda dan tiap benda mengandung dua hakikat, yaitu hakikat juziyah yang disebutnya sebagai 'Aniyah dan hakikat kulliyah yang disebut Mahiyah (Basri, 2013: 39).  Tuhan dalam pemikiran Al-Kindi adalah al-Haqq al-Awwal dan al-Haqq al-Wahid, Yang benar Tunggal dan la semata-mata satu. Hanya lalah yang satu, selain dari Tuhan semuanya mengandung arti banyak. Dalam analisis Harun Nasution, Tuhan bagi Al-Kindi adalah Pencipta dan bukan Penggerak Pertama sebagaimana pendapat Aristoteles. Alam bagi Al-Kindi bukan kekal di zaman lampau (qadim) tetapi permulaan. Karena itu,