Al-Kindi dan Pemikirannya

 

PEMIKIRAN AL-KINDI TENTANG METAFISIKA


Al-Kindi (Ilustrasi), Foto : Etsu.edu

Al-Kindi dalam persoalan metafisika dimulai dengan penerapan unsur-unsur yang menyusun materi fisikal. Keseluruhan benda yang dapat ditangkap indera merupakan juz'iyah (partikular) dari wujud benda dan menurut Al-Kindi yang penting untuk dibicarakan filsafat bukanlah aspek partikular benda-benda itu. Akan tetapi, hakikat yang terdapat dalam benda dan tiap benda mengandung dua hakikat, yaitu hakikat juziyah yang disebutnya sebagai 'Aniyah dan hakikat kulliyah yang disebut Mahiyah (Basri, 2013: 39). 

Tuhan dalam pemikiran Al-Kindi adalah al-Haqq al-Awwal dan al-Haqq al-Wahid, Yang benar Tunggal dan la semata-mata satu. Hanya lalah yang satu, selain dari Tuhan semuanya mengandung arti banyak.

Dalam analisis Harun Nasution, Tuhan bagi Al-Kindi adalah Pencipta dan bukan Penggerak Pertama sebagaimana pendapat Aristoteles. Alam bagi Al-Kindi bukan kekal di zaman lampau (qadim) tetapi permulaan. Karena itu, ia lebih dekat dalam hal ini pada falsafah Plotinus yang mengatakan bahwa Yang Maha Saru adalah sumber dari alam ini dan sumber dari segala yang ada. 

Alam ini adalah emanasi dari Yang Maha Saru. Oleh karenanya dalam pandangan Harun Nasution, paham emanasi kelihatannya tidak jelas dalam falsafah Al-Kindi. Al-Farabilah yang dengan jelas menulis tentang hal itu (Supriyadi, 2013: 57).

Komentar